Insiden Belatung dalam Program Makan Bergizi Gratis
- On
- InPolitics

Tanggung Jawab dan Tantangan Awal Pemerintah
Program makan siang bergizi gratis yang merupakan salah satu program unggulan Presiden terpilih Prabowo Subianto kini tengah menghadapi ujian serius setelah ditemukan belatung di dalam makanan yang dibagikan kepada siswa. Temuan ini tidak terjadi di satu lokasi saja, melainkan di dua sekolah sekaligus di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Dua video yang viral di media sosial memperlihatkan kondisi makanan dalam nampan yang masih utuh berisi nasi, lauk, dan sayuran, namun juga tampak adanya belatung yang bergeliat di dalamnya. Video tersebut diambil oleh siswa yang menerima makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan mereka terdengar menyatakan keengganan untuk mengonsumsi makanan tersebut. Salah satu siswa bahkan menyindir, “Ora usah mangan kabeh iki,” yang berarti “tidak usah dimakan semua ini.”
Camat Tambakboyo, Ari Wibowo Waspodo, membenarkan bahwa insiden tersebut terjadi di dua sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Tambakboyo dan SMKN Tambakboyo. Kedua sekolah itu berada di Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dan saat ini masih melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai kejadian tersebut.
Menanggapi isu ini, Ari menyebut bahwa apa yang ditemukan dalam makanan tersebut bukan belatung, melainkan larva dari sayuran atau buah yang menjadi bagian dari paket makanan. “Informasinya itu ulat dari sayuran,” ujarnya. Meski demikian, hal ini tetap menimbulkan kekhawatiran mengenai kebersihan dan kontrol kualitas makanan dalam program nasional yang ambisius tersebut.
Di media sosial, masyarakat memberikan berbagai tanggapan. Ada yang menyampaikan kritik pedas, ada pula yang menyindir secara jenaka. Sebagian menyebut makanan itu sebagai “MBG: Makanan Belatung Bergizi,” sementara yang lain mencoba mengalihkan fokus dengan menyebut bahwa belatung juga mengandung protein.
Pemerintah pun memberikan tanggapan resmi. Melalui Kementerian terkait, dinyatakan bahwa kejadian ini merupakan kasus terisolasi dan akan segera ditindaklanjuti. Evaluasi terhadap penyedia jasa katering di daerah tersebut sedang dilakukan, dan langkah perbaikan akan diambil guna memastikan makanan yang disalurkan ke siswa memenuhi standar gizi dan kebersihan.
Sebagai program berskala nasional, MBG dirancang untuk meningkatkan status gizi anak-anak sekolah serta mengurangi angka stunting di Indonesia. Menu makanan dalam program ini seharusnya dipersiapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi harian anak, serta dipantau secara ketat oleh pemerintah pusat dan daerah.
Namun, insiden di Tuban ini memperlihatkan bahwa tantangan implementasi program besar bukan hanya terletak pada penyediaan makanan dalam jumlah besar, tetapi juga pada pengawasan kualitas dan keamanan pangan. Dalam jangka panjang, keberhasilan MBG akan sangat ditentukan oleh keseriusan seluruh pihak dalam memastikan bahwa setiap anak mendapatkan makanan yang benar-benar bergizi, higienis, dan layak konsumsi.
Pemerintah daerah dan masyarakat pun diharapkan tetap mendukung niat baik dari program ini, sambil aktif mengawasi dan melaporkan jika ditemukan kejanggalan di lapangan. Seperti yang disampaikan oleh Camat Ari, “Kami sangat mendukung program ini. Kami hanya berharap penyedia makanan lebih teliti, agar tidak ada keluhan serupa di kemudian hari.”
Program MBG telah menjadi sorotan nasional, dan insiden ini semestinya menjadi pemacu untuk perbaikan sistem secara menyeluruh, bukan sebagai alasan untuk melemahkan semangat membangun generasi yang lebih sehat.
Newsletter Updates
Enter your email address below and subscribe to our newsletter